
Sragen, 17 Juli 2025
Bertanggungjawab atas pertumbuhan tanaman Mangga dan Alopkat yang ditanam, Komari (50) dan Karso (65) membuat rorak. Rorak adalah lubang atau saluran buntu yang dibuat pada lahan pertanian atau perkebunan, sejajar dengan garis kontur, yang berfungsi sebagai tempat penampungan air sementara dan membantu resapan air ke dalam tanah. Rorak juga berfungsi untuk menampung sedimen dan mengurangi aliran permukaan (surface runoff) yang dapat menyebabkan erosi.
Rorak ini berada di sekitar embung Banyurip Desa Banyurip Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Jawa Tengah. Sebuah kawasan yang disebut dengan Kawasan Perhutanan Sosial (KPS), yaitu Kawasan perhutanan sosial adalah area hutan negara atau hutan hak/adat yang dikelola oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan, menjaga keseimbangan lingkungan, dan melestarikan dinamika sosial budaya. Program ini mencakup berbagai bentuk pengelolaan hutan seperti hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat, hutan adat, dan kemitraan kehutanan.
Sementara embung adalah bangunan penampung air yang dibuat untuk menampung air hujan atau limpasan air dari sumber lain, seperti sungai kecil atau perbukitan, untuk kemudian dimanfaatkan pada musim kemarau atau saat dibutuhkan. Embung biasanya dibangun di daerah yang memiliki potensi kekurangan air, terutama untuk kegiatan pertanian, peternakan, atau kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Kedua pesanggem ini berhasil membuat rorak diselingi waktu istirahat sambil menikmati segarnya udara sekitar embung. Pesanggem adalah petani yang mengelola atau mengerjakan lahan hutan, khususnya di area Perhutani, dengan sistem tumpang sari (menanam tanaman sela di antara tanaman pokok). Mereka memiliki perjanjian kerjasama dengan Perhutani dan biasanya menyewa lahan untuk bercocok tanam, seperti menanam palawija di sela-sela tanaman hutan.
Rorak yang dibuat berukuran lebar 50 cm dan panjang 100 cm dengan kedalaman 50 cm. Selama musim kemarau, sebelum terisi air, rorak dapat dijadikan tempat untuk menimbun dedaunan yang akan hancur dengan sendirinya dan secara tidak langsung akan menjadi pupuk kompos. Rorak ini juga bisa sekaligus menjadi tempat berkembangbiaknya beberapa serangga yang berperan dalam siklus ekologi lingkungan setempat.