
Sragen, Juni 2025. Kalam Blok merupakan pupuk yang berasal dari campuran sluri padat dan abu hasil pembakaran.
Sluri sendiri merupakan limbah hasil pematangan kotoran sapi setelah terurai dalam reaktor digester yang menghasilkan biogas.
Sementara abu berasal dari hasil pembakaran kayu atau benda hidup lain non logam dan non plastik.
Dibawah bimbingan Sigit Murhofiq, S.Hut (46), PPL kehutanan, Sukarno (40) sejak Januari 2025 hingga Juli 2025 telah memproduksi Kalam Blok dengan jumlah 1.000 buah dengan tiga varian bentuk, yaitu bentuk bulat besar dan kecil, serta persegi panjang.
Semua bahan baku dan alat dibuat dari material atau barang bekas dari mulai limbah ternak, hasil pembakaran benda hidup non logam dan plastik, pipa tidak terpakai, kayu yang banyak tersedia di sekitar rumah, bambu, karung bekas, sampai paku bekas.
Dibantu istrinya, Sukarno mendapat keuntungan dari pesanan Kompos Blok yang dibuat hampir setiap hari. Keuntungan bukan sekedar dari hasil pesanan dan penjualan saja, tetapi juga mengurangi belanja rumah tangga untuk membeli pupuk tanaman.
Sebelum mendapat keuntungan dari produksi Kalam Blok, Surati (39) (istri Sukarno) tidak perlu mengeluarkan belanja gas, karena kebutuhan tersebut diperoleh dari biogas yang dihasilkan dari digester biogas pengolah limbah sapi.
Selain mendapat pesanan kalam Blok, Sukarno saat ini percaya diri mendesiminasikan pengetahuanya dengan menjadi narasumber di beberapa pertemuan terkait produksi dan manfaat Kalam Blok sebagai penyedia nutrisi awal bagi tanaman. Langkahnya dalam berinovasi dalam produksi Kalam Blok akan terus dilakukan untuk menciptakan hasil-hasil teknologi tepat guna untuk masyarakat dan kelestarian lingkungan serta penghidupan masyarakat khususnya di daerah sekitar hutan.
Sirkulasi Alami
Semua mahluk hidup pada dasarnya saling memberi manfaat sesuai perannya masing-masing. Hubungan ini juga terjadi pada proses dimana Kalam Blok tercipta.
1. Ternak sebagai sumber penyumbang protein hewani juga menghasilkan limbah yang dapat diolah menjadi material berupa gas dan pupuk alami.
2. Gas berupa biogas merupakan proses alam sebagai sumber energi terbarukan untuk kebutuhan proses pengolahan konsumsi manusia. Selain itu gas dapat digunakan sebagai sumber penerangan dimalam hari. Tanpa efek dan tidak berbayar.
3. Sluri baik padat maupun cair menjadi input produksi pangan dilahan, bahkan untuk tanaman keras sekalipun. Bahkan sluri cair masih bisa diolah kembali menjadi cairan untuk mengendalikan populasi hama tanaman.
4. Sluri padat dikembangkan menjadi bahan baku pembuatan Kalam Blok, atau langsung digunakan sebagai pupuk alami yang tidak memerlukan pematangan ulang. Material ini kembali ke lahan sebagai nutrisi untuk memberi manfaat pada tumbuhan yang hasilnya digunakan untuk pakan ternak dan pangan manusia.
5. Posisi manusia berada diantara berbagai mahluk dan material tersebut. Berperan menfasilitasi terjadinya hubungan timbal balik dan saling menguntungkan.
Kesaksian
Membuktikan kehandalan Kalam Blok harus diawali dari diri sendiri. Untuk membuktikan hal tersebut Sukarno memulai dengan menanam alpokat dengan membandingkan tanaman yang diberi kalam Blok dan yang tanpa Kalam Blok.
Alpokat dengan perlakuan kalam Blok dalam waktu satu tahun dapat tumbuh mencapai 3 meter dengan daun yang lebat serta lingkar batang utama berdiameter 25 cm.
Untuk alpokat dengan tidak menggunakan Kalam Blok dalam satu tahun tinggi tanamannya hanya mencapai satu setengah meter dengan jumlah daun yang tidak begitu ribun, juga lingkar batang utama yang hanya berdiameter sepuluh sentimeter saja.
Namun bukti ini masih perlu diperkuat dengan kesaksian masyarakat lain yang juga sama-sama menggunakan Kalam Blok di awal menanam pohon.
Inovasi akan dilanjutkan dengan beberapa inisiatif dan riset sederhana dalam mengembangkan varian produk bermutu seperti antara lain :
1. Menambahkan material alami tertentu untuk menambah kualitas kandungan Kalam Blok.
2. Menambahkan material alami tertentu untuk tanaman tertentu yang memiliki kebutuhan dan karakteristik berbeda.
3. Mencari bentuk-bentuk cetakan lain untuk jenis tanaman tertentu yang memerlukan perlakuan berbeda. Selain itu juga agar mudah dibawa, tidak mudah rusak dan memiliki unsur estetika untuk dipamerkan pada siapapun.